❎ Jangan Ujub!
Sifat ujub membuat amalan yang kita lakukan seakan-akan sirna.Dan neraka pun yang bisa jadi ancaman. Sehingga beramal baik selamanya pun tidak berujung baik. Bisa jadi ujungnya adalah seperti ini karena rasa ujub dalam diri.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
Sebagian ulama salaf, di antaranya Sa’id bin Jubair berkata,
Sumber: Majmu’ Al Fatawa, Ibnu Taimiyah, Darul Wafa’, 10/294
✅ Jaga Lisanmu !!
Seorang ahli ibadah tapi tidak menjaga lisannya, dia merasa seakan-akan shalat menjadi satu-satunya penolong diakhirat, dia terlena dengan menghitung-hitu ng pahalanya, padahal lisan yang buruk bisa jadi cambuk neraka yang bisa menghapus semua amal ibadah yang dikerjakan.
🚫Mulutnya sering menyakiti orang lain.
🚫Dia suka mengganggu tetangganya dengan ucapannya.
🔥Seluruh amal ibadahnya hancur, karena dia punya akhlak yang buruk.
💥Dia menjadi ahli neraka karena ibadahnya tidak mampu menjadi motivasi baginya untuk berakhlak yang baik.
Nah, masihkah anda merasa menjadi ahli surga hanya dengan modal puasa dan shalat?
Sementara puasa dan shalatmu tidak menjadikanmu menjadi lebih baik?
Jangan mimpi kawan!
Agama itu ajarannya sangat kompleks, jangan hanya dengan merasa sudah bisa baca dan hafal qur'an 30 juz, puasa dan shalat tidak pernah bolong lantas anda sudah jumawa seolah-olah menjadi manusia suci.
Allah itu tidak butuh shalatmu tapi butuh hasil dari shalatmu.
Sifat ujub membuat amalan yang kita lakukan seakan-akan sirna.Dan neraka pun yang bisa jadi ancaman. Sehingga beramal baik selamanya pun tidak berujung baik. Bisa jadi ujungnya adalah seperti ini karena rasa ujub dalam diri.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
Sebagian ulama salaf, di antaranya Sa’id bin Jubair berkata,
إنَّ الْعَبْدَ
لَيَعْمَلُ الْحَسَنَةَ فَيَدْخُلُ بِهَا النَّارَ وَإِنَّ الْعَبْدَ
لَيَعْمَلُ السَّيِّئَةَ فَيَدْخُلُ بِهَا الْجَنَّةَ يَعْمَلُ الْحَسَنَةَ
فَيُعْجَبُ بِهَا وَيَفْتَخِرُ بِهَا حَتَّى تُدْخِلَهُ النَّارَ
وَيَعْمَلُ السَّيِّئَةَ فَلَا يَزَالُ خَوْفُهُ مِنْهَا وَتَوْبَتُهُ
مِنْهَا حَتَّى تُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ
Sesungguhnya ada seorang hamba yang beramal kebaikan malah ia masuk
neraka. Sebaliknya ada pula yang beramal kejelekan malah ia masuk surga.
Yang beramal kebaikan tersebut, ia merasa ujub (bangga dengan
amalnya), lantas ia pun berbangga diri, itulah yang mengakibatkan ia
masuk neraka. Ada pula yang beramal kejelekan, namun ia senantiasa takut
(akan adzab Allah) dan ia iringi dengan taubat, itulah yang membuatnya
masuk surga.Sumber: Majmu’ Al Fatawa, Ibnu Taimiyah, Darul Wafa’, 10/294
✅ Jaga Lisanmu !!
Seorang ahli ibadah tapi tidak menjaga lisannya, dia merasa seakan-akan shalat menjadi satu-satunya penolong diakhirat, dia terlena dengan menghitung-hitu
🚫Mulutnya sering menyakiti orang lain.
🚫Dia suka mengganggu tetangganya dengan ucapannya.
🔥Seluruh amal ibadahnya hancur, karena dia punya akhlak yang buruk.
💥Dia menjadi ahli neraka karena ibadahnya tidak mampu menjadi motivasi baginya untuk berakhlak yang baik.
Nah, masihkah anda merasa menjadi ahli surga hanya dengan modal puasa dan shalat?
Sementara puasa dan shalatmu tidak menjadikanmu menjadi lebih baik?
Jangan mimpi kawan!
Agama itu ajarannya sangat kompleks, jangan hanya dengan merasa sudah bisa baca dan hafal qur'an 30 juz, puasa dan shalat tidak pernah bolong lantas anda sudah jumawa seolah-olah menjadi manusia suci.
Allah itu tidak butuh shalatmu tapi butuh hasil dari shalatmu.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قَالَ: قِيْلَ
لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ فُلاَنَةً
تَقُوْمُ اللَّيْلَ وَ تَصُوْمُ النَّهَارَ وَ تَفْعَلُ وَ تَصَدَّقُ وَ
تُؤْذِي جِيْرَانَهَا بِلِسَانِهَا ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
و سلم: لاَ خَيْرَ فِيْهَا هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ قَالُوْا: وَ
فُلاَنَةً تُصَلِّى اْلمَكْتُوْبَةَ وَ تَصَدَّقُ بِأَثْوَارٍ وَ لاَ
تُؤْذِي أَحَدًا؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم: هِيَ مِنْ
أَهْلِ اْلجَنَّةِ
Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, pernah ditanyakan
kepada Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Wahai Rosulullah,
sesungguhnya si Fulanah suka sholat malam, shoum di siang hari,
mengerjakan (berbagai kebaikan) dan bersedekah, hanyasaja ia suka
mengganggu para tetangganya dengan lisannya?”. Bersabda Rosulullah
Shallallahu alaihi wa sallam, “Tiada kebaikan padanya, dia termasuk
penghuni neraka”. Mereka bertanya lagi, “Sesungguhnya si Fulanah (yang
lain) mengerjakan (hanya) sholat wajib dan bersedekah dengan sepotong
keju, namun tidak pernah mengganggu seorangpun?”. Bersabda Rosulullah
Shallallahu alaihi wa sallam, “Dia termasuk penghuni surga”. [HR
al-Bukhoriy di dalam al-Adab al-Mufrod: 119, Ahmad: II/ 440, al-Hakim:
7384 dan Ibnu Hibban. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: shahih, lihat
Shahiih al-Adab al-Mufrad: 88 dan Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah:
190].
Berkaca dengan hadits Abu Hurairah radliyallahu anhu di atas, dapat
dimengerti bahwa kendatipun seseorang itu telah dikenal akan banyaknya
jenis ibadah yang dikerjakan dari mengerjakan sholat malam setelah
wajibnya, shoum sunnah pada siang harinya sesudah Ramadlan, bersedekah
dan berbagai perbuatan baik lainnya. Namun jika ia tidak dapat
mengendalikan lisannya berupa dusta, cacian, celaan, kutukan, sumpah
serapah dan sebagainya, dan yang terbanyak biasanya adalah ghibah atau
gunjingan, maka tempat yang pantas untuknya adalah neraka. معاذ الله
Simaklah apa yang di ucapkan oleh al-Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah, “Amat mengherankan bahwa ada seseorang yang dengan mudah dapat menjaga diri dari makan makanan yang haram, berbuat zhalim, berzina, mencuri, minum khomer, memandang sesuatu yang haram dan sebagainya, namun ia sulit untuk menjaga gerakan lisannya. Sehingga engkau dapat melihat seseorang yang dijadikan acuan dalam agama, kezuhudan dan ibadah, ia berucap dengan perkataan-perkataan yang mengundang kemurkaan Allah tanpa ambil peduli. Padahal satu kalimat saja akan dapat menjatuhkannya dengan jarak lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat. Berapa banyak kamu lihat orang yang mampu menjaga dari perbuatan keji dan kezhaliman, sementara itu lisannya mencela kehormatan orang-orang yang masih hidup dan juga orang-orang yang telah mati, tanpa peduli sedikitpun tentang apa yang ia ucapkan”. [Ad-Da’ wa ad-Dawa’ halaman 191 oleh al-Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah].
Meninggalkan berbagai kemungkaran adalah suatu keharusan, tetapi
membuat orang lain tidak aman dan nyaman dari sebab khawatir
keburukannya disebarluaskan orang lain adalah hal yang juga patut
direnungkan dan diperhitungkan. Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam
telah menerangkan bahwasanya orang yang tidak membuat rasa aman kepada
orang lain, misalnya kepada tetangga, kerabat, teman atau lainnya maka
ia adalah orang yang tidak sempurna keimanannya dan tidak akan masuk ke
dalam surga serta mendapatkan kedudukan yang paling buruk di sisi Allah
Subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana telah dituangkan di dalam beberapa
hadits berikut ini,
عن أبي هريرة رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ مَنْ لاَ
يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu bahwasanya Rosulullah
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk ke dalam surga,
seseorang yang tetangganya tidak merasa aman dari
kejahatan-kejahatannya”. [HR al-Bukhoriy di dalam al-Adab al-Mufrad: 121
dan shahihnya: 6016, Muslim: 46 dan al-Hakim: 21. Berkata asy-Syaikh
al-Albaniy: Shahih, lihat Shahiih al-Adab al-Mufrad: 89, Mukhtashor
Shahih Muslim: 33, Shahih al-Jami’ ash-Shagiir: 7675, Silsilah
al-Ahadits ash-Shahihah: 549 (II/ 82)].
Di dalam shahih al-Bukhoriy dari Abu Syuraih radliyallahu anhu bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman”. Ditanyakan kepada Beliau, “Siapakah dia wahai Rosulullah?”. Beliau bersabda, “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatan-kejahatannya”.
Berkata al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah, “Di dalam hadits ini terdapat penegasan akan hak tetangga lantaran sumpah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam terhadap hal tersebut, dan Beliau mengulangi sumpahnya sebanyak tiga kali. Di dalamnya terdapat pula penafian (peniadaan) iman bagi orang yang mengganggu (atau menyakiti) tetangganya dengan ucapan atau perbuatan. Dan yang dikehendaki (oleh Beliau) adalah iman yang sempurna sebab tidak diragukan lagi bahwa orang yang berbuat maksiat itu tidak sempurna imannya”. [Fat-h al-Bariy: X/ 444].
Lisan wanita itu memang agak liar kalau bertemu dengan teman-temannya. Maka, lebih baik diam dari pada berbicara yang tidak bermanfaat... Semoga Allah Ta'ala melimpahkan taufik dan hidayahNya...
sumber: https://cintakajiansunnah.wordpress.com/tag/kisah-seorang-wanita-yang-rajin-beribadah-namun-suka-mengganggu-tetangganya-dengan-lisannya-maka-ia-akan-masuk-neraka/
0 komentar:
Posting Komentar